Eight Below

Eight Below

The Real World Adventurer..

"In this life, only the fool who always start the questions of life, moreover start their life mission and purpose of money. And once beginner ask where they get money, then they will be shackled by the constraints/obstacles. And almost certainly the answer is simply no money, can not and will not be" (Rhenald Kasali - Professor of University of Indonesia)

Tuesday, September 6, 2011

Trip to Pari Island at Thousand Island..Part 1

Liburan lebaran 2011, rencana tak diduga (karena awalnya mau berlibur ke Kawasan Krakatau dan Teluk Kiluan Lampung) dan agak mendadak untuk ke Pulau Pari akhirnya terlaksana..
Persiapan booking homestay sungguh beruntung berjalan lancar sejak seminggu sebelumnya, walaupun awalnya cukup sulit untuk mencari informasi sewa homestay di Pulau Pari, yang kutemukan biasanya adalah jasa tour dan tour yang tentunya akan lebih mahal.. Jadwal berlibur kami telah disepakati berlangsung selama 3 hari 2 malam, yaitu tanggal 29 – 31 Agustus 2011..
Pulau Pari ini terdapat di gugusan kepulauan seribu, letaknya sebelum Pulau Tidung dan Pulau ini merupakan tempat penelitian kelautan LIPI.. menurut informasi yang kuperoleh dari Mbah Google, pulau ini kaya akan keanekaragaman hayati lautnya dan terkenal dengan produksi rumput lautnya.. Hal-hal tersebutlah yang membuatku jadi penasaran dan tertarik ingin menjelajahi pulau tersebut..
Lagi-lagi liburan lebaran kali ini rombonganku berjumlah 7 orang.. walaupun 2 personilnya berbeda namun tetap saja jumlahnya 7, tak kurang dan tak lebih.. Mungkin saja benar angka 7 adalah angka keberuntungan (lucky seven) :D
Yang pertama tiba di Muara angke adalah aku tentunya, tapi teman kecilku Widhagdo dan temannya Synthia sebenarnya sudah tiba lebih dulu namun mereka berjalan kaki dari pintu masuk muara angke hingga ke pelabuhan.. Perjalananku cukup dekat, dari rumah aku diantar papaku dengan motor melewati jalan pintas yang menembus Pantai Indah Kapuk, hanya sekitar 15 menit perjalanan hingga sampai di pelabuhan Muara Angke..

Ketika di Pelabuhan Muara Angke..
Di pelabuhan aku langsung masuk ke dermaga, mencari KM Pesona Alam yang kata Pak Udin (yang membantuku mengurusi segala urusan untuk liburan di Pulau Pari) akan mengantarkan rombongan kami ke Pulau Pari. Ketika aku menanyakannya kepada petugas di dermaga, ternyata kapal tersebut sudah pergi sejak jam 6 pagi. Lalu ada yang membantuku mencarikan kapal yang ke Pulau Pari.. Beruntung, KM Cinta Alam tujuan Pulau Pramuka ternyata akan mampir ke Pulau Pari.. Ada sekitar 30 orang yang akan ke sana.. Aku meminta tenggang waktu hingga jam 7 untuk menunggu teman-teman rombonganku yang belum datang..

Aku menunggu teman-temanku di depan pintu masuk dermaga.. Sedikit khawatir mereka akan terlambat dan juga takut ditinggal kapal tentunya karena katanya tidak ada kapal lagi yang menuju ke Pulau Pari hingga hari Rabu tanggal 31 (Oh, God!!), aku berusaha menghubungi mereka lewat sms untuk memastikan sudah sampai mana posisi mereka.. Satu per satu pun mereka berdatangan.. hanya tinggal 1 org lagi, Evelyn!! Dari pertama ditelpon bilangnya sudah dekat, tapi kok ga sampai-sampai -___-“
Kami menunggu cukup lama dengan deg-degan akan ditinggal kapal karena orang kapalnya sudah berkali-kali menanyakan dan menyuruh untuk naik ke kapal, sampai-sampai seorang awak dari kapal itu mendampingi di sampingku menunggu temanku yang satu itu yang belum datang (Evelyn).. ga enak hati sekaligus sungkan jadinya.. :(
Detik-detik terakhir kuminta teman-temanku untuk masuk saja ke dalam kapal sementara aku menunggu di luar kapal bersama seorang awak kapal yang tadi mendampingiku yang ternyata bernama Kodim dan akhirnya kami bertukar nomor telepon untuk mengatur jadwal kepulangan kami tanggal 31 nanti.. Untung saja kapal tersebut ternyata juga menunggu rombongan pemuda pecinta alam, jadi aku sedikit lega tapi tetap khawatir..
Evelyn pun datang, aku menyusulnya ke pintu masuk dermaga tapi ternyata dia sudah berada di dalam kapal.. sial pikirku, kok malah jadinya aku yang hampir ditinggal kapal.. aku berlari ke kapal dan sesaat ketika hampir di dekat kapal ternyata teman-temanku yang lain keluar kapal untuk mencariku, sambil tertawa-tawa..

Kapal pun diberangkatkan setelah susah payah berputar haluan, dan sempat bergerak ke tepian karena ada rombongan yang menyusul.. sungguh beruntung mereka tak tertinggal, begitu pikirku..

Perjalanan Laut bersama KM Cinta Alam..
Kapal tujuan Pulau Pramuka ini tak begitu penuh dan cukup renggang, berbeda dengan kapal tujuan ke Pulau Tidung yang sungguh penuh sesak.. Kapal ini nantinya akan mampir berlabuh ke Pulau Pari karena penumpang yang ke pulau tersebut cukup banyak, sekitar 30 orang.. Jika tidak, maka kami akan dijemput di tengah laut.. kata Pak Udin, kapal dari Pari bisa mencegat kapal di tengah laut dan menjemput kami.. seru juga kalau misalkan terjadi demikian..
Perjalanan di dalam kapal awalnya berlangsung aman dan nyaman.. teman-temanku pun sempat berdiri di jendela kapal untuk melihat pemandangan laut, lalu kami bermain kartu capsa..
Namun, tak lama kemudian terasa gelombang makin mengganas.. kapal pun bergoyang ke kanan dan ke kiri dengan tak beraturan.. Akhirnya teman-temanku memilih untuk tidur karena sudah merasa mual..
Gelombang tetap bergerak kencang.. dari atas kapal berjatuhan kantong-kantong muntah, dan tak sedikit penumpang kapal yang muntah langsung ke laut hingga nyaris mengenai badanku.. waktu itu aku sedang duduk di tepi jendela kapal sambil menikmati pemandangan laut.. tampaknya hanya aku saja yang tak merasa mual sama sekali..
Selama di kapal, hanya pemandangan orang muntah dan mual saja yang kulihat.. Namun, ada beberapa pemuda yang juga sama denganku, memilih duduk di tepi jendela sambil menikmati pemandangan laut.. Lalu seorang dari temanku sakit perut dan ingin ke toilet, kuberikan sebotol air milikku.. Kata temanku itu, lubang wcnya langsung menuju ke laut.. dengan kata lain setiap kali orang membuang hajat di wc itu, sama artinya dengan dia memberi makan ikan di laut.. :p
Setelah 2 jam perjalanan, kapal pun tiba di dermaga Pulau Pari.. Kata-kata yang keluar pertama kali dari mulut kami adalah “Wah” dikarenakan pulau ini masih bersih dan asri jika dibandingkan dengan Pulau Tidung yang kami kunjungi pada liburan lebaran tahun lalu..

Day 1: Dermaga – Homestay dan sekitarnya..
Begitu turun dari kapal, kami langsung disambut oleh Pak Udin.. ternyata gayanya ngetrend.. pakai kacamata hitam segala, tak seperti seorang bapak di desa nelayan yang kubayangkan sebelumnya..
Dari dermaga, kami langsung diajak oleh Pak Udin menuju Homestay kami.. sepanjang perjalanan kami sempat memotret pemandangan sambil tersenyum senang karena pemandangan di pulau itu sungguh indah.. ^^ Air laut di dermaga masih hijau dan bersih..berbeda dengan di tidung yang hitam dan penuh sampah..
Sambil jalan, Pak Udin menjelaskan bahwa bukit yang ada di dekat dermaga itu namanya Bukit Matahari, tempat untuk melihat sunrise.. beliau juga menjelaskan hal-hal lain seputar Pulau Pari..
Kami pun tiba di sebuah rumah bercat kuning yang sepertinya masih baru dibangun.. masih bersih dan modern.. kami semakin merasa bahagia karena bagian dalam rumah tersebut cukup luas dengan 2 kamar tidur, ruang tengah yang ada TV, ruang tamu, ruang dapur dan tempat makan, juga kamar mandi yang bersih.. Posisi rumah itu tepat di dekat pantai.. dan ternyata tempat kami masuk tadi adalah bagian belakang rumah yang langsung menghadap pantai..
Homestay di Pulau Pari ini memang dikhususkan untuk disewakan, tidak digunakan sebagai rumah penduduk seperti di Pulau Tidung.. Jumlahnya pun terbatas hanya 20 unit.. Tata letak rumah di pulau ini lebih teratur dan tidak menempel satu sama lain.. di antara rumah yang satu dengan yang lain ada jarak yang cukup lebar yang biasanya dijadikan taman.. sungguh asri sehingga membuat pulau ini terasa adem ayem..
Setelah dijelaskan mengenai rumah, dikenalkan dengan mas yang akan menjadi guide kami selama 3 hari disana yaitu mas Edi, juga berdiskusi mengenai acara kami selanjutnya, teman-temanku pun langsung berlari masuk ke dalam rumah untuk berebut kasur dan posisi tidur.. aku senang karena mereka jadi semangat walaupun tadi di kapal sempat mabuk laut..hehe
Begitu masuk ke rumah, kami langsung disuguhi keripik sukun oleh Pak Udin.. hmm.. renyah.. kami pun makan keripik sukun sambil menonton TV.. antenanya cukup bagus pikir kami, karena gambarnya terang.. lagi-lagi tidak seperti ketika di pulau tidung yang saluran TVnya bersemut.. mungkin karena pulau pari ini memiliki menara sinyal tersendiri sehingga membuat koneksi satelit, baik TV maupun sinyal handphone pun cukup baik.. Tapi tetap saja Provider handphoneku yang Three kurang bagus dan akhirnya kutahu bahwa di spot-spot tertentu aku bisa mendapatkan sinyal yang bagus.. Untuk pengguna XL, sinyalnya sangat kencang dan teman-temanku pun jadi tetap sibuk ber-BBM-an ria.. (jauh-jauh ke Pulau Pari cuma buat BBM-an.. -___-“)..
Selama di dalam rumah aku sempat memotret setiap sudut rumah hingga bagian depannya yang ternyata juga luas, bagus dan bersih..
Lalu tak sengaja aku melihat seekor monyet gendut di pohon tetangga seberang rumah.. Kudekati monyet itu dan ada Pak Udin yang lewat.. katanya hati-hati, dan ternyata benar aku hampir diserang.. untungnya monyet itu diikat rantai yang tak begitu panjang sehingga dia tak mampu menjangkauku.. Kata Pak Udin itu monyet cewek dan sedang datang bulan, makanya suka cemburu sampai cewek lain (contohnya aku).. dasar pikirku, disayang cowok mau dan ga galak, sedangkan sama aku ganasnya bukan main..

6 comments:

  1. halo salam kenal... bisa minta kontaknya pak udin? trims. bisa email ke steven.ld@gmail.com

    ReplyDelete
  2. Salam kenal, saya dAnang minta no nya pak udin juga dunk kalo boleh. Makasih.
    Danang.eka@gmail.com

    ReplyDelete
  3. Salam kenal, kalo boleh saya minta nomer Pak Udin nya? kecapedes@rocketmail.com

    Terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau tau juga dong nomor pak udin ??? may.accounting@yahoo.co.id

      Delete
  4. hallo salam kenal..
    saya boleh minta no. telp pak udin..
    nunut_smile@yahoo.com..

    terimakasih banyak..

    ReplyDelete
  5. Salam kenal, boleh Minta no tlp nya pak udin kah?
    sarikuppler@gmail.com
    Terimakasih

    ReplyDelete