Eight Below

Eight Below

The Real World Adventurer..

"In this life, only the fool who always start the questions of life, moreover start their life mission and purpose of money. And once beginner ask where they get money, then they will be shackled by the constraints/obstacles. And almost certainly the answer is simply no money, can not and will not be" (Rhenald Kasali - Professor of University of Indonesia)

Tidung Island at Thousand Island

Sejarah

Nama Pulau Tidung berasal dari kata Tidung (dalam aksen penduduk setempat pada waktu itu), yang artinya tempat berlindung, karena pulau ini sering dijadikan sebagai tempat untuk berlindung dari bajak laut atau perompak,Maka Pulau ini dinamakan Pulau Tidung yaitu pulau untuk tempat berlindung.

Menurut Buku Sedjarah Djakarta, yang terbit tahun 1960 atau 1970-an diceritakan, ketika Fatahillah menyerbu Portugis di Malaka, ia menggunakan pulau-pulau di teluk Jakarta ini sebagai basis mengatur strategi pada zaman dahulu, salah satunya adalah Pulau Tidung.

Berdasarkan keterangan penduduk setempat, Pulau Tidung mulai dihuni oleh penduduknya sekitar tahun 1920-an. Pada waktu itu ada seorang penjaga pulau yang didatangkan dari Rawa Belong, Jakarta Barat. Pada tahun 1942 ( saat penjajah Jepang datang ke Indonesia) penduduk Pulau Tidung sempat diungsikan ke daerah Tegal Alur Jakarta Barat. Pengungsian tersebut berlangsung selama tiga tahun, hingga tahun 1945, kemudian penduduk tersebut dapat kembali ke pulau Tidung setelah Penjajahan Jepang lengser.


Letak dan Kondisi Alam

Pulau Tidung merupakan pulau terbesar dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Pulau hunian penduduk ini memiliki luas sekitar 109 ha dengan populasi sekitar 5000 jiwa.

Pulau Tidung menjadi pusat Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang membawahi 3 Kelurahan antara lain: Kelurahan Pulau Pari, Kelurahan Pulau Untung Jawa dan Kelurahan Pulau Tidung.

Pulau Tidung terhampar membujur panjang dari barat ke timur dan menjadi 2 bagian, yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil.




Obyek Wisata

·        Jembatan penghubung antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil (dinamai “Jembatan cinta”). Jembatan yang panjangnya sekitar 2.5 km ini terkesan eksotik dan menawan, apalagi pada saat Sunrise dan Sunset tiba. Di awal jembatan penghubung ini terdapat jembatan melengkung dengan ketinggian 8 meter untuk melalui suatu cekungan laut yang agak dalam dimana merupakan tempat untuk meloncat. Katanya, pengunjung yang datang ke Pulau Tidung ini “wajib” untuk meloncat dari jembatan ini supaya “afdol”.

·        Pulau Tidung Kecil - Pulau ini tidak berpenduduk, meskipun terdapat kantor Dinas Pertanian didalamnya. Pulau ini masih terlihat alami dan hijau dikelilingi pohon kelap. Di sebelah timur pulau ini terdapat sebuah makam yang dipercaya sebagai makam Panglima Hitam. Pulau ini merupakan kawasan pengembangbiakan mangrove dan juga digunakan untuk area kemping.

·        Spot Snorkeling di wilayah laut Pulau Payung

·        Pelabuhan Betok - Terletak di sebelah timur selatan Pulau Tidung Besar. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan inti tempat kapal- kapal berlabuh dan juga sebagai pelabuan tempat hilir mudik para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Tidung. Pelabuhan Betok juga bisa dijadikan sebagai lokasi untuk memancing tanpa pergi jauh menggunakan kapal traditional.

·        Perkampungan penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan,  serta jalan setapak yang panjang ini yang akan melewati fasilitas umum, seperti kantor polisi, sekolah setingkat SMU untuk para pelajar dari pulau sekeliling, kumpulan warung dan menuju ke jembatan panjang yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil tanpa penduduk.

·        Pantai Tanjongan Timur – terdapat tepat di depan Jembatan penghubung.

·        Lapangan Volly - terdapat tepat berada di dekat pantai jembatan penghubung.

·        Pantai Tanjung Barat - Pantai ini terletak di ujung pulau Tidung besar sebelah barat dan kurang dikenal oleh wisatawan. Pantai ini dikunjungi sedikit wisatawan karena sepi. Namun pantai ini sangat indah apabila dan mengagumkan ketika matahari terbenam. Bagi wisatawan yang tidak menyukai keramaian, pantai inilah yang tepat untuk menikmati keindahan sunset.




Biaya Akomodasi dan Transportasi (September 2010)
  • Kapal Muara Angke – Pulau Tidung Rp 35.000,-/orang/sekali perjalanan (berangkat Pk. 07.00 dari Muara Angke dan berangkat Pk. 12.00 dari Pulau Tidung - 3 jam perjalanan)
  • Homestay Rp 350.000,-/rumah/malam (kapasitas 10 orang)
  • Konsumsi (pesan ke pemilik homestay) Rp 15.000,-/orang/sekali makan
  • BBQ Rp 100.000,-/paket (sekali BBQ)
  • Air panas  - 2 gelas (di warung) Rp 2.000,-
  • Sepeda Rp 15.000,-/sepeda/hari
  • Kapal Snorkeling Rp 350.000,-/kapal (kapasitas 10 org)
  • Alat Snorkeling Rp 35.000,-/set
  • Tip Guide (seikhlasnya) sekitar Rp 150.000,-/trip


Contact Person

Kapal: 085883693038
Homestay (dan fasilitas lainnya seperti Kapal Snorkeling, Sepeda, dll):
  • Lima saudara: 02170298683
  • Faisal: 081908727830
  • Pak Bustanil: 085814606857
  • Pak Haji Hamid: 085888742129
  • Pak Wardi: 085693565464