Eight Below

Eight Below

The Real World Adventurer..

"In this life, only the fool who always start the questions of life, moreover start their life mission and purpose of money. And once beginner ask where they get money, then they will be shackled by the constraints/obstacles. And almost certainly the answer is simply no money, can not and will not be" (Rhenald Kasali - Professor of University of Indonesia)

Tuesday, December 20, 2011

Catatan Sang Peneliti: Hari Ketujuh di Kalimantan Tengah..

Hari Kedua di Pondok Ambung.. Berkunjung ke Pusat Rehabilitasi Orangutan, Camp Leakey.. (Sabtu, 5 November 2011)

Tidurku cukup nyenyak dan seperti biasanya, aku bangun jam setengah 5 pagi.. Kubuka pintu kamarku dan kulihat ke luar, suasana sekeliling masih gelap.. Ming-ming terbangun, duduk terdiam di pintu kamarku dan kemudian keluar kamar lalu menghilang..


Jam 5 pagi aku mandi (akhirnya bisa mandi juga..segarnyaaa..), dan ketika selesai kulihat yang lainnya sudah bangun, berkeliaran di sekitar pendopo dan dapur..

Seusai berberes, aku berkeliling untuk memotret suasana di Pondok Ambung.. 



yang paling menarik adalah suasana Muara Ali.. walaupun pagi hari masih tampak mencekam.. 


Sungainya benar-benar tampak hitam hingga bisa memantulkan bayangan objek yang ada di atasnya..


Di situ ada Mas’ud yang juga sibuk memotret.. dan aku minta untuk difoto.. rugi kalo ga mengabadikan saat-saat berada di situ..hehe



Kemudian Mas’ud kembali ke dapur.. Mas’ud bersama dengan Ari dan bang Awi beramai-ramai memasak untuk makan pagi.. sementara aku tetap berkeliling untuk memotret..

Ketika itu aku melihat Boti dan si item.. si item seperti biasanya tetap lincah meloncat-loncat ke sana dan kemari..


kemudian si item minta disusui oleh Boti..


saat itu juga aku baru tersadar ternyata ada papan bertuliskan “Stasiun Penelitian Hutan Tropis” di bagian depan pondok dapur dan ruang makan.. aku pun berfoto di situ, dengan setting kamera otomatis..


Lalu aku dipanggil untuk makan.. ketika tiba di depan pintu dapur, kulihat si item sedang asyik bermain di atas pot.. dia bermain dengan lengkuas, kemudian menindihnya hingga batang lengkuas itu patah.. si kecil item yang terlalu lincah, padahal kucing betina.. tapi lebih  mirip kucing jantan..


Menu pagi itu seperti biasa, ada campuran mie nya.. tapi cukup sedap dan porsi besarrr..  Selesai makan, sambil duduk-duduk di pendopo, kulihat Mas’ud sedang sibuk membuat catatan penelitian.. akhirnya aku berpikir, “oh iya ya, kenapa aku ga ikutan mengolah data kuesioner aja.. “.. lalu aku pun mengeluarkan kuesioner-kuesioner yang sudah kukumpulkan dalam sebuah map plastik berwarna biru dan juga mengeluarkan laptopku.. dikarenakan di pendopo tidak ada sumber listrik, akhirnya aku pun beranjak ke perpustakaan..



Ketika aku sibuk merekap kuesioner, tiba-tiba ada seekor capung yang terbang, kemudian hinggap di jempolku.. kuperhatikan, capung itu pendek dan gemuk, berbeda dengan capung yang biasa kulihat.. sayangnya, kameraku tak mampu menangkap gambarnya dengan jelas..


Pagi itu mereka bertiga akan pergi ke hutan untuk membuat jalur.. sementara aku tidak ikut dan memilih untuk tetap berada di ruang kerja (perpustakaan) untuk mengolah data kuesioner..

Karena takut sendirian, akhirnya pintu ruang kerja aku kunci.. sempat beberapa kali terdengar suara aneh-aneh.. suasana di hutan itu ketika sepi orang cukup bising, kudengar suara burung berkicau terlalu berisik, mungkin karena jumlahnya yang terlalu banyak.. Kemudian kuputuskan untuk memutar lagu agar tidak terasa sepi..

Sekitar 2 jam setelahnya, mereka bertiga pun kembali ke pondok.. dan ternyata, ada seekor orangutan bersama anaknya yang mampir, bergelantungan di pohon di dekat dermaga..  aku baru mengetahuinya ketika diberi tahu oleh bang Awi.. selain itu makanan untuk kucing juga habis, diambil oleh trenggareng (semacam musang).. aku benar-benar tak menyadarinya, mungkin selain tidak peka, juga karena aku agak takut berada sendirian di situ.. Orangutan Kalimantan agak berbeda dari orangutan yang biasa kulihat di kebun binatang, bulunya berwarna merah.. dan, nama latinnya adalah Pongo pygmaeus..


Setelah selesai sibuk memotret orangutan, lalu kulihat Ming-ming tidak ada.. kemudian bang Awi berputar ke belakang hutan mencari Ming-ming sambil berteriak “pusss” dan si Opus mengikutinya sambil menjawab “meong” setiap kali bang Awi berteriak..


dan, Ming-ming tak juga ditemukan.. kata bang Awi, Ming-ming sering menghilang di hutan, pernah juga baru kembali setelah 2 minggu menghilang.. ternyata biarpun manja, Ming-ming cukup berani berkelana..

Siangnya setelah makan siang, kami berempat memutuskan untuk pergi ke Camp Leakey.. sesaat sebelum berjalan ke dermaga, kami melihat gerombolan semut berukuran besar berbaris di depan pondok peneliti.. semut-semut itu sejenis dengan yang menggigit kami di hutan kemarin malam.. aku ngeri melihatnya.. jatuh ke gerombolan semut-semut itu, tewaslah sudah kita digigitnya.. gigitannya benar-benar menyakitkan..



Lalu kami pun berangkat ke Camp Leakey, tetap dengan menggunakan alkon (perahu kecil) .. posisi duduknya Mas’ud yang paling depan, dan dibelakangnya ada aku, kemudian Ari, lalu bang Awi yang mengendalikan mesin motor di bagian belakang perahu.. perahu itu cukup kecil sehingga terasa cukup sempit juga ketika digunakan untuk berempat.. Mas’ud ternyata tidak bisa berenang, dan dia agak takut-takut ketika turun ke perahu dari dermaga tadi..

Perjalanan ke Camp Leakey tak begitu jauh dari Pondok Ambung, dan tetap berada di Muara Ali, hanya saja arahnya lebih ke dalam.. tampak pepohonan di sepanjang sungai memiliki ciri khas bentuk tersendiri dan juga berukuran sangat tinggi.. Selain itu, juga ada banyak kelotok turis yang lewat.. ternyata Camp Leakey adalah tempat tujuan favorit di Taman Nasional Tanjung Puting ini..



Setelah sekitar 15 menit perjalanan, tampaklah sebuah dermaga yang cukup besar.. di tepiannya bersandar kelotok-kelotok yang digunakan oleh para turis.. tibalah kami di Camp Leakey..


Namun, kami tidak berhenti di dermaga itu, melainkan melanjutkan perjalanan hingga ke ujung Muara yang adalah Dermaga Lama Camp Leakey..


Bang Awi menurunkan kami di dermaga, kemudian memarkirkan perahunya di dekat parkiran speedboat di seberang dermaga, kemudian berenang kembali ke dermaga.. perahu itu tak boleh diparkir di dermaga karena bisa dicuri oleh orangutan.. katanya, di Camp Leakey ini ada orangutan yang pernah mendayung perahu..


Kulihat di atas dermaga ada cecerang buah pisang.. di rawa di sampingnya bahkan kutemukan pisang 1 sisir masih utuh.. ternyata pisang-pisang itu dibuang oleh orangutan..


Kami pun berjalan masuk ke Camp Leakey..


Sebelumnya, kami melewati persimpangan jalan yang menghubungkan dengan jalan menuju Dermaga baru Camp Leakey tempat kelotok-kelotok tadi bersandar..


Di dalam Camp Leakey kulihat 3 ekor babi hutan.. 2 ekor babi hutan masih belum mempunyai taring dikarenakan masih muda, sedangkan yang 1 ekor lagi tampaknya sudah mulai tua sehingga mulai tampak adanya taring di mulutnya.. awalnya aku merasa takut untuk dekat-dekat karena teringat cerita papaku yang pernah dikejar babi hutan ketika dulu berkunjung ke hutan Kalimantan..


Seekor babi hutan yang berada di dekatku, yang tadinya sibuk makan daun, tiba-tiba tiduran dan bersikap sok imut..


ternyata hidungnya panjang menyerupai belalai gajah, bulunya yang panjang tampak seperti berewokan.. dan kubilang “lucuuuu”, dan seketika si Ari menjawab “apanya yang lucu sih? Berewokan jelek begitu”.. justru karena jelek itu jadi terlihat lucu.. apalagi ekspresinya dan sinar matanya yang kelihatan lentik dan sayu.. hehe.. kemudian aku pun berfoto dengan babi hutan itu, tapi masih belum berani mendekat..


Lalu kami diundang untuk masuk ke dalam pondok.. di dalam pondok kami disuguhi jeruk bali.. aku jadi ingat ketika di Malang, saat aku masih kecil, aku senang sekali membuat mainan mobil-mobilan dari kulit jeruk bali..

Di pintu depan pondok, tampak babi-babi hutan itu seperti menunggu untuk diberi makan..


dan, mas Awi kemudian memberi babi-babi hutan itu jeruk bali.. tak disangka babi hutan mau makan jeruk bali.. dan ternyata mereka jinak juga.. aku pun ikut-ikutan memberi makan babi-babi itu, perlahan-lahan semakin mendekatkan diri.. dan, moncongnya pun menyentuh tanganku.. hasilnya, tanganku jadi penuh lumpur.. huekk.. jorok juga.. heran, apa babi hutan itu makan lumpur??


Di dalam pondok kulihat ada beberapa foto orangutan, salah satunya adalah orangutan yang mendayung perahu,


dan 2 foto di sebelahnya adalah foto King of Camp Leakey.. tampaknya raja orangutan itu badannya super besar.. namanya aja “King”..


Tak lama kemudian, ada yang memberitahu bahwa Princess datang.. ternyata Princess itu adalah orangutan dalam foto yang dipajang di dalam pondok, tak salah lagi yang bisa mendayung perahu.. Princess menggendong anaknya yang bernama Putri..  Bang Awi tidak berani terlalu dekat dengan orangutan karena katanya dulu pernah hampir digigit oleh orangutan..


Lalu kami pun memotret-motret Princess dan Putri sambil bergerak menjauh setiap kali Princess mendekat.. selain kami, juga ada seorang bule wanita bersama guidenya yang datang dan kemudian berfoto bersama Princess dan Putri, tapi tidak berani terlalu dekat.. bule itu menyuruh sang guide untuk memotretnya dengan lebih cepat, rupanya agak takut.. kabarnya, pernah ada orangutan yang mengacak-acak passport milik turis bule.. orangutan yang berada di pusat rehabilitasi ini lebih nakal ketimbang orangutan liar..

Aku mengamati perilaku Princess dan Putri, ternyata mereka takut dengan babi hutan.. babi hutan suka mendekati mereka karena mau mengambil makanan, dan tiap kali babi itu mendekat, Princess melihat sambil melotot ketakutan dan kemudian kabur menjauh.. lucu juga..  Yang unik lagi adalah orangutan memberi makanan untuk anaknya lewat mulut..



Kemudian bang Awi menunjuk ke atas, ke sebuah pohon yang sangat tinggi, dan di atasnya ada semacam tempat duduk kayu.. ternyata, itu adalah tempat untuk mencari sinyal Hp.. di Camp Leakey ini lebih sulit sinyal jika dibandingkan dengan Pondok Ambung yang masih memiliki kota berkabel yang tersambung dengan antena.. dengan demikian, yang mau menelpon haruslah memanjat ke atas pohon itu.. lucunya lagi, para guide di Camp Leakey itu entah mengapa hanya menggunakan semacam celana pendek berumbai-rumbai yang menyerupai baju suku asmat, tanpa menggunakan baju atasan.. unik sekali..


Ari memanggilku, dan dia menunjuk kepada 2 ekor kucing yang adalah ras asli kucing hutan.. tampaknya seperti kucing biasa, tapi begitu dipegang, baru terasa bulunya yang sangat halus.. 2 kucing itu jantan dan betina, herannya mereka sangat mesra hingga membuatku iri..



Setelah puas mengelus-elus kucing dan mengamati perilaku Princess, aku meniru si bule tadi berfoto di belakang Princess..


Lalu kami berjalan sedikit ke belakang pondok dan kami menemukan orangutan yang mendekat.. Orangutan itu bernama Petra, membawa anaknya (jantan) yang bernama Peta.. Petra ternyata tau saja jika mau difoto.. dia pun mendekat dan kemudian bergaya, minta difoto..


Awalnya aku heran, kenapa nama orangutannya semua berawalan huruf “P”, dan ternyata Petra juga anaknya Princess.. semua yang masih satu garis keturunan, akan diberikan nama dengan abjad awal yang sama..

Tak lama kemudian, dari belakang tampak Princess yang mendekat.. kami pun kabur menjauh.. Tampak Princess ingin mendekati Petra, tapi Petra tidak mau dan menjauh.. mereka tidak akur ternyata..

Lalu berikutnya, para orangutan itu sibuk bergelantungan..


Putri bermain dengan Peta.. Putri menemukan makanan, dan Princess merebutnya.. Babi hutan selalu mendekat dan juga selalu kami usir..


Puas memotret, kami berjalan ke dekat pondok, dan disitu kulihat bersandar sapu-sapu dari dahan ranting.. persis sekali dengan sapu nenek sihir..haha.. kata bang Awi, sapu itu lebih ampuh dalam membersihkan kotoran dibandingkan sapu biasa..


Kemudian aku penasaran dengan bagian belakang Camp Leakey, tapi akhirnya bang Awi, Mas’ud dan Ari hanya mau berkeliling sampai ke pondok informasi.. di pondok itu banyak terdapat foto orangutan.. pintunya dari pagar besi agar tidak dimasuki dan dicuri orangutan..


Di pondok informasi itu kami hanya nongkrong sebentar.. mereka duduk di tangga pondok informasi, sementara aku memotret sekeliling..


Di bagian depannya, terdapat panel-panel surya yang menjadi sumber listrik Camp Leakey..


Lalu kami kembali ke pondok untuk mengambil tas dan pamit.. dalam perjalanan ke pondok, aku berkata “wah, itu ada babi hutan lagi” sambil menunjuk ke sebuah jalan setapak, lalu Ari pun menyahutiku “dan ada orangutan di atasnya”.. kuperhatikan, benar juga.. orangutan itu bergelantungan sambil melihat si babi hutan..tampak ketakutan..

Di pondok, aku mengambil tas.. saat itu aku juga ditawari cemilan, tapi aku sedang malas.. Mas’ud disuguhi minuman keras entah apa itu namanya, warnanya seperti air tapi agak keruh..

Dan, kami pun kembali ke dermaga lama.. sambil berjalan, sambil berfoto-foto..


Kubilang kepada Ari “sori kalo agak norak, banyak foto-foto.. maklum anak kota” dan Ari pun menjawab “memang norak banget” sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.. haha.. mereka kan anak kehutanan, sudah biasa melihat hutan.. sedangkan aku, baru pertama kalinya ke hutan rimba seperti ini.. tak aneh kalau aku jadi sangat norak..hehe


Ketika sudah sampai di dekat dermaga, aku melihat banyak sekali pisang bertebaran.. ada 4 sisir yang masih utuh.. awalnya si Ari mengumpulkannya dan berencana untuk membawanya pulang ke Pondok Ambung.. namun ternyata di dermaga ada orang-orang yang mencuci baju.. karena sungkan, tak jadilah si Ari membawa pisang itu pulang.. pisang-pisang itu juga tidak akan dimakan oleh orangutan.. orangutan itu pemilih, pisang yang kualitasnya kurang baik pasti dibuangnya..


Kemudian, bang Awi kembali berenang ke seberang dermaga untuk mengambil perahu..


Dan, kami pun kembali ke Pondok Ambung.. Hari sudah semakin sore, suasana di Muara Ali juga semakin mencekam..


Sorenya hujan.. kami hanya makan malam, dan kemudian nongkrong di ruang kerja sambil nonton film.. lalu Mas’ud ketiduran di lantai ruang kerja dan mengorok.. tak lama kemudian aku sudah tak kuat mengantuk dan akhirnya aku memutuskan untuk ke kamar dan tidur.. Malam itu tidak jadi mencari Tarsius di hutan karena katanya Tarsius tidak akan mau muncul jika hujan maupun setelah hujan..

Tak terasa, sudah seminggu berlalu.. hari ketujuhku di Kalimantan pun berakhir..

No comments:

Post a Comment