Eight Below

Eight Below

The Real World Adventurer..

"In this life, only the fool who always start the questions of life, moreover start their life mission and purpose of money. And once beginner ask where they get money, then they will be shackled by the constraints/obstacles. And almost certainly the answer is simply no money, can not and will not be" (Rhenald Kasali - Professor of University of Indonesia)

Wednesday, November 9, 2011

Catatan Sang Peneliti: H-1.. Persiapan untuk Berpetualang ke Kalimantan Tengah..

Semalam tidurku tak tenang, hingga sempat bermimpi seseorang yang asalnya dari Kalimantan.. Dulunya kami cukup dekat, namun akhirnya menjadi jauh karena suatu hal dan aku pun mulai melupakannya. Tetapi karena mimpi itu, aku jadi teringat lagi..  Apa mungkin ya karena aku mau ke Kalimantan, makanya aku diingatkan akan dirinya.. ah, sudahlah.. hal tersebut haruslah dilupakan..

Hari ini Sabtu tanggal 29 Oktober 2011, sehari sebelum berangkat, tidurku sungguh tak tenang.. entah mengapa perasaan ini sungguh galau dan gundah gulana.. aku terbangun beberapa kali di subuh hari..

Yang terpikir olehku adalah rasa sedih, mungkin karena seminggu ini hanya sebusway bersama dengan Malaikatku di hari Senin dan itu pun karena dipaksakan.. aku sengaja tidak langsung naik ke busway ketika antri di halte Pesakih karena melihat dirinya.. dan aku pun menunggunya hingga bisa bersama dengannya naik busway.. beberapa hari setelahnya, aku hanya melihatnya dari jauh, dari halte Pesakih ketika dia baru turun dari mobil, dan tak lama kemudian busway pun datang dan aku pergi terlebih dahulu meninggalkannya..

Aku juga merasa sepi, karena kemarinnya hari jumat aku batal pergi jalan-jalan dengan seseorang dari masa laluku yang sedang berkunjung ke Indonesia selama beberapa hari.. mungkin, aku tak akan bisa bertemu dengannya lagi.. Desember nanti rencanaku mau ke Surabaya, dan untuk tahun depan aku tak yakin aku akan menetap di Jakarta.. aku hanya berpesan kepadanya untuk datang pada pernikahanku, itu pun jika aku menikah..aku sungguh tak yakin.. 

Pagi hari rasanya malas sekali.. hingga sekitar jam 9 aku baru mulai menulis keperluan yang akan dibawa dan yang harus dibeli.. sekitar jam setengah 12 siang, barulah aku bersama mamaku diantar oleh papaku pergi berbelanja.. pulangnya, aku sungguh merasa lelah.. tubuhku sepertinya kurang sehat..dibandingkan bersiap packing, aku lebih memilih membaca komik sambil tiduran di samping laptopku dan bermain facebook.. online.. aku sungguh merasa kesepian, entah mengapa.. seperti orang yang akan pergi jauh untuk selamanya saja, padahal aku hanya akan pergi selama 9 hari..

Sungguh aneh, keinginanku untuk menjelajah hutan Kalimantan yang awalnya membuatku sangat bersemangat justru pada akhirnya malah membuatku tak rela untuk meninggalkan Jakarta..

Aku akhirnya memutuskan untuk tidur, sejam saja.. tapi sebelum sampai sejam, mamaku sudah teriak-teriak hingga membuatku terbangun, memaksaku untuk segera packing.. dan akhirnya aku pun packing dengan berat hati..

Malamnya, kami sekeluarga pergi ke rumah Erick (seorang kenalan di paroki), untuk misa 7 hari meninggalnya papanya.. rasanya semakin sedih.. saat seperti itu, dimana aku lebih memilih untuk duduk di barisan depan (kedua) tepat di depan Altar dan mendengarkan kotbah romo dengan sebaik-baiknya, sangatlah langka.. aku pun sempat terharu ketika melihat senyum tipis Erick kepadaku, wajahnya yang termenung, mamanya yang menangis tapi berusaha menahannya, dan wajah cici serta kokonya Erick yang agak termenung.. aku seperti menyadari betapa berartinya sebuah kehidupan, sebuah nyawa di bumi ini.. hingga aku berpikir, apa mungkin aku bisa pulang dengan selamat ke Jakarta tanggal 7 November nanti? Apakah mungkin aku akan bisa bertemu dengan semuanya yang ada di Jakarta, terutama Malaikatku? Aku merasa akan sangat merindukan segalanya, hidupku di Jakarta..

Selesai misa, kami sekeluarga langsung pulang karena papa ada rapat prodiakon dan aku diharuskan untuk menyelesaikan packing.. padahal sebenarnya, aku masih ingin berlama-lama di rumah Erick..

Sepulang ke rumah, aku langsung menyelesaikan packing tanpa sempat menyalakan laptop dan online.. baru setelah semuanya beres, aku baru online..

Kekhawatiranku pun bertambah ketika aku mendapat info dari Mas’ud (mahasiswa yang juga mendapat beasiswa penelitian yang sudah sejak tanggal 23 Oktober lalu tiba di Pangkalan Bun) mengabarkan bahwa pak Lukmanul yang mengurusi beasiswa pergi ke Jakarta untuk menemani Kepala Balai hingga hari Rabu.. khawatir akan jadwal penelitianku yang terancam kacau balau, dan juga sempat menjadi sebal karena seorang pegawai balai mengataiku manja dan tak mau tau soal gagal dan berhasilnya penelitian.. aku sungguh kesal hingga berpikir mungkin tak seharusnya aku menerima beasiswa ini..Namun, tiket pesawat sudah dibeli, aku tak bisa membatalkannya karena uangku tidak akan dikembalikan jika aku membatalkan pelaksanaan penelitian ini..

Dan malamnya hingga subuh aku hampir tak bisa tidur.. aku terus menerus memandang facebook, melihat foto Malaikatku.. sepuas-puasnya, walau tak pernah merasa puas dan tak rela untuk tak bisa melihatnya lagi.. dan aku berkata dalam hati “Malaikatku, doakan aku agar bisa kembali dengan selamat. Apakah mungkin kamu akan merindukan aku?”.. baru kemudian menjelang pagi, aku pun tertidur lelap.. aku tak ingat mimpi apa, tapi yang kutahu itu bukanlah mimpi buruk karena tidurku cukup lelap walaupun hanya sebentar..


No comments:

Post a Comment